pagi mulai merayap tapi aku belum juga hendak terlelap.
aku merindukan wajahmu yang indah di hiasi guratan lelah.
alu kangen memelukmu lagi ketika dingin menantang menghirup harum dari tangkukmu.
hingga betah aku bertumpuk di sana.
membiarkan mu menatap ku seprti bayi.
membuat ku menyesali saat ke jaiman dan bungkam ku bertumpuk menjadi sesal karena kejujuran yang tak pernah ku akui.
karena senyum mu tatapanmu membuat bibir kaku tak bergerak.
sejujurnya ku tak mau semua berlalu secepat itu.
karena waktu dan keadaan yang tak tepat.
dan kita sma- sama pergi tetap tersnyum meski hati pedih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar